JAKARTA - Belakangan ini jadi perbincangan terkait ulasan Tempo dalam platform YouTube Bocor Alus Politik bertajuk Simsalabim Pejabat jadi Profesor yang tayang Sabtu (6/7/24).
Para host dalam podcast mempertanyakan keabsahan gelar guru besar yang dimiliki beberapa pejabat, termasuk Sufmi Dasco Ahmad dari Universitas Pakuan Bogor.
Baca juga:
Tony Rosyid: Doa Terbaik Untuk Opung Luhut
|
Rafli Maulana, Direktur Eksekutif Pusat Studi Kebijakan dan Perencanaan Indonesia (PUSARAN) menyayangkan kualitas investigasi Tempo yang terkesan tidak disertai riset yang mumpuni.
"Sejak dahulu memang media menjadi salah satu pilar demokrasi dan ini saya sepakat. Tapi, sebagai watchdog, media harus dibarengi dengan riset yang mendalam, " tutur Rafli.
Rafli pun mengingatkan diduga Tempo tidak patuh pada Kode Etik Jurnalistik yang terkait pengujian informasi dan pemberitaan yang berimbang.
"Pasal 3 dalam Kode Etik Jurnalistik sudah menjelaskan perlunya pengujian informasi dan pemberitaan yang berimbang. Tapi, Tempo seperti tidak patuh, " lanjut Rafli.
Terkait gelar profesor yang disandang Sufmi Dasco Ahmad, R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Institute, menemukan setidaknya ada tujuh jurnal lainnya dari Indonesia yang juga diklaim sejumlah peneliti dimuat dalam Ayer Journal Tahun 2020 Volume 27.
Kata Rafli, Dasco telah lebih dulu fokus di dunia akademik sebelum aktivitas politiknya sepadat sekarang.
"Sepanjang saya mengetahui beliau, bang Dasco sebelum menjadi politisi yang padat agenda, sudah mendedikasikan dirinya di bidang akademik, mengajar, menjadi dosen. Itu yang membuktikan kecerdasannya terjaga sampai sekarang. Jadi, bukan abal-abal, " ujar Rafli.
Mengenai investigasi majalah tempo berjudul "Skandal Guru Besar Abal-Abal" mengungkapkan kejanggalan gelar guru besar yang diperoleh, salah satunya Sufmi Dasco politikus Partai Gerindra.
Sufmi Dasco Ahmad mengatakan menjadi guru besar yang disandangnya, dengan mengumpulkan angka kredit yang cukup sesuai aturan yang berlaku. menurut Wakil DPR RI itu, menjelaskan semua kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah dikerjakan.
"Saya mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian ke masyarakat, " kata Sufmi Dasco dilansir dari wawancara tertulis Tempo pada Mei 2024 lalu dan ditayangkan Tempo berjudul Investigasi Guru Besar, Sufmi Dasco Ahmad : Saya Bisa Saja Mendapatkan Guru Besar Kehormatan, Pada (09/07/24).***(fer/red).